Cuci darah atau hemodialisis adalah terapi terapi ginjal bagi penderita yang fungsi ginjalnya menurun dan sudah tidak mampu bekerja optimal untuk mencampakkan zat-zat sisa metabolisme tubuh. Proses hemodialisis adalah darah yang dikeluarkan dari tubuh dengan cara dipompa oleh mesin hemodialisis ke dalam tabung (ginjal buatan) kemudian dimasukkan ke dalam tubuh kembali. Untuk menjalani pengobatan hemodialisis ini dibutuhkan jalan keluar dan masuknya darah yang disebut akses vaskuler.
Akses vaskuler ada bermacam-macam yaitu kateter double lumen (CDL), arteriovenous fistula, dan arteriovenous graft. CDL merupakan akses vaskuler sedangkan sedangkan arteriovenous fistula dan arteriovenous graft merupakan akses permanen. Semua akses memiliki risiko infeksi namun yang paling menyebabkan infeksi adalah CDL. Karena itu akan dibahas lebih lanjut mengenai CDL.
Apa Itu Catheter Double Lumen?
Catheter Double Lumen (CDL) adalah sebuah alat yang terbuat dari bahan polimer silikon yang mempunyai dua cabang, selang merah (jalur arteri) untuk keluarnya darah dari tubuh ke mesin dan selang biru (jalur vena) untuk masuknya darah dari mesin ke tubuh. Penggunaan CDL pelayanan untuk pasien yang membutuhkan cuci darah dalam keadaan darurat. CDL hanya bersifat sementara dan akan dilepas saat pasien sudah tidak diwajibkan menjalani cuci darah, atau sudah memiliki akses yang lebih permanen.
CDL berbentuk pipa/ selang/ kateter yang dimasukkan ke pembuluh darah vena di leher (vena jugularis interna), dada (vena subclavia), atau pangkal paha (vena femoralis). CDL biasanya hanya untuk hemodialisis sementara/ jangka pendek (tiga minggu sampai kurang dari tiga bulan). Ada juga kateter yang dapat digunakan untuk jangka panjang (satu tahun), disebut Long term HD Catheter. Kateter jangka panjang digunakan dengan indikasi tertentu yaitu apabila tidak bisa dilakukan pembuatan akses permanen seperti arteriovenous fistula (AVF) atau arteriovenous graft (AVG).
Bagaimana Bisa Terjadi Infeksi CDL?
Pemasangan akses vaskuler bisa menyebabkan berbagai komplikasi, salah satunya adalah infeksi. Infeksi dapat menyebabkan kerusakan akses vaskuler, peningkatan jumlah kuman dalam darah yang dapat berakibat fatal hingga kematian. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya infeksi pada CDL adalah turunnya kekebalan tubuh penderita, jumlah kuman penyebab infeksi, dan prosedur tindakan hemodialisis itu sendiri. Menurut penelitian di Belanda dan Turki, infeksi kuman dalam darah yang disebabkan karena pemasangan CDL sepuluh kali lebih sering terjadi dibanding pada akses AVF atau AVG.
Infeksi CDL berhubungan dengan infeksi di sekitar lubang masuknya kateter dan adanya kuman dalam darah. Kuman masuk ke dalam darah dapat disebabkan karena adanya kontaminasi dari lubang kateter. Kontaminasi bisa disebabkan karena higienitas yang kurang baik saat proses perawatan kateter atau adanya kontak dengan cairan yang tidak steril (mandi, terkena air hujan, dan lain-lain). Penyebab infeksi lainnya adalah adanya perpindahan kuman yang secara normal ada di permukaan kulit masuk ke aliran darah melalui lubang kateter CDL. Proses pemasangan CDL yang lama juga meningkatkan resiko terjadinya infeksi pada pasien hemodialisis.
Ciri-ciri adanya infeksi CDL adalah :
- Demam, Mual, Nyeri otot
- Sering menggigil, terutama saat menjalani hemodialisis.
- Adanya tanda infeksi pada tempat keluarnya kateter seperti kemerahan, nyeri, dan muncul nanah.
Infeksi CDL dapat berbahaya apabila sampai terjadi penyebaran infeksi ke seluruh tubuh (sepsis) dan terjadi penyumbatan pada kateter yang menyebabkan pembengkakan pada sisi lengan yang terpasang kateter.
Apa Yang Harus Dilakukan Bila CDL Terinfeksi?
Apabila ditemukan tanda- tanda adanya infeksi CDL pada pasien hemodialisa, hal yang perlu dilakukan adalah segera ke layanan kesehatan untuk pemeriksaan lebih lanjut dan melepas kateter apabila diperlukan, melakukan perawatan daerah infeksi, dan minum antibiotik sesuai hasil pemeriksaan dan anjuran dokter.
Pencegahan terjadinya infeksi melalui lubang kateter yaitu dengan menambahkan antibiotik pada pengisian cairan lubang kateter/ locking CDL. Pemberian salep antibiotik pada sekitar lubang CDL juga merupakan pilihan untuk mencegah terjadinya infeksi.
Cara Pemeliharaan CDL
Tips yang bisa kita lakukan untuk mencegah terjadinya infeksi CDL :
- Mandi teratur setiap hari, namun balutan jangan sampai basah. Jika balutan terlanjur basah, maka balutan perban perlu segera diganti.
- Selalu gunakan pakaian dan handuk yang bersih.
- Hati-hati saat berganti pakaian, jangan sampai kateter tertarik dan lepas.
- Rajin mencuci tangan, dan hindari menyentuh kateter.
- Jangan tidur miring ke arah kateter.
- Kateter tidak boleh digunakan selain untuk akses hemodialisis.
- Dianjurkan pemakaian CDL tidak lebih dari 3 bulan, kecuali menggunakan CDL jangka panjang.
- Jika ada darah merembes dari kateter, segera ke IGD untuk penanganan lebih lanjut.
- Selalu konsultasikan dengan dokter terutama jika terdapat tanda infeksi, supaya mendapat penanganan lebih lanjut misalnya pemberian antibiotik atau pelepasan kateter.
Daftar Pustaka
1. Pantelias K, Grapsa E. Vascular access for hemodialysis, technical problems in patients on hemodialysis. Downloaded from: http://www.intechopen.com/books/technical– problems–in–patients–on– hemodialysis/vascular–access–for–hemodialysis. Accessed on: May 1st 2021.
2. Wiradana A, Wibawa I, Budiarta I. Bloodstream infection of double lumen catheter among hemodialysis patients. Journal of Indonesian Society for Vascular and Endovascular Surgery. January 2021;Vol. 2: 1.
3. Al-Hchaim M, Ali B, Abdullah A. Double lumen subclavian catheter complications among patients with end stage renal disease on continuous hemodialysis. Indian Journal of Public Health Research & Development. August 2019; Vol. 10: 8.
4. Ferreira V, Neto MM, Cardeal da Costa JA. Association of Infections with the Use of a Temporary Double-Lumen Catheter for Hemodialysis. Nephrol Nurs J. 2018 May-Jun;45(3):261-267. PMID: 30304619.
5. Yap HY, Pang SC, Tan CS, Tan YL, Goh N, Achudan S, Lee KG, Tan RY, Choong LH, Chong TT. Komplikasi terkait kateter dan kelangsungan hidup di antara pasien insiden hemodialisis di Singapura. Akses J Vasc. November 2018; 19 (6): 602-608. doi: 10.1177 / 1129729818765055. Epub 2018 27 Maret. PMID: 29582680.
6. Amira C, Bello B, Braimoh R. Sebuah studi tentang hasil dan komplikasi yang terkait dengan kateter hemodialisis sementara di unit dialisis Nigeria. Transplasi Ginjal Saudi J. 2016; 27 (3): 569-575.
Informasi Penulis:
dr. Ersalina Tresnawati Naryanto
PT. Masa Cipta Husada - RS Condong Catur
Jl. Manggis No.6, Gempol, Condongcatur, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa, Yogyakarta 55283
This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.