PEMAHAMAN TENTANG HEMODIALISIS (HD)

Mengapa Pemahaman tentang Hemodialisis Penting 

Dunia seakan runtuh bila seseorang pertama kali mendengar bahwa dia harus melakukan hemodialisis (cuci darah). Saat mendengar penjelasan dari dokter, sebagian besar pasien sedang dalam kondisi kesehatan yang tidak baik atau kemungkinan besar sedang dirawat di rumah sakit. Tidak hanya pasien, keluarga juga mengalami kebingungan atau terkejut bila mendengar hal ini. Berbagai pertanyaan muncul dalam pikiran mereka, apa itu hemodialisis, mengapa harus hemodialisis, dimana harus hemodialisis, bagaimana caranya, apa yang terjadi bila di hemodialisis, dan masih banyak lagi pertanyaan. Berbagai pertanyaan tersebut tidak semua mereka dapatkan jawabannya saat itu juga dan tidak saat itu juga mereka bisa memahami dan mengerti jawaban-jawabannya. Untuk menjalani pengobatan hemodialisis ini dibutuhkan jalan keluar dan masuknya darah yang disebut akses vaskuler.

Alangkah baiknya bila pasien dan keluarga dapat memahami tentang hemodialisis sebelum pasien menjalani hemodialisis secara rutin. Karena itu akan dibahas lebih lanjut mengenai CDL. 

 

Pengertian Hemodialisis

mesin

Kata hemodialisis berasal dari Bahasa Yunani, “hemo” berarti darah dan “dialysis” berarti memisahkan atau membersihkan. Jadi secara harafiah hemodialisis dapat diartikan sebagai “membersihkan darah” dan yang kemudian popular dikenal dengan sebutan “cuci darah”. 

Dalam keadaan ginjal yang sehat, darah kita bersih dari racun-racun yang berasal dari proses metabolisme tubuh karena bisa dikeluarkan bersamaan dengan air kencing. Apabila ginjal kita sakit maka usaha pembersihan darah tersebut tidak terjadi sehingga darah kita menjadi kotor oleh bahan-bahan beracun yang berasal dari sisa metabolisme tubuh.

Dalam pengertian luas, hemodialisis adalah suatu tindakan untuk mengembalikan komposisi darah yang terganggu akibat penurunan fungsi ginjal ke komposisi darah normal atau mendekati normal. Dengan demikian pasien akan terhindar dari gejala dan komplikasi yang diakibatkan oleh gangguan komposisi darah tersebut.

Dengan hemodialisis, akan dikeluarkan dari dalam tubuh bahan-bahan nitrogenus (nitrogen substances) dan bahan-bahan toxic (beracun) lain yang merupakan sisa metabolisme serta koreksi terhadap elektrolit, air dan asam-basa tubuh. Selain itu, bahan-bahan yang masih dibutuhkan akan dimasukkan kembali ke dalam tubuh.

 

Hemodialisis Sebagai Terapi Pengganti Ginjal       

       Hemodialisis dilakukan pada orang-orang yang mengalami penurunan fungsi ginjal berat, dengan kata lain hemodialisis dilakukan untuk menggantikan ginjal dalam menjalankan fungsinya. Oleh karena itu hemodialisis disebut juga dengan “terapi pengganti ginjal”.

    Perlu juga dipahami bahwa hemodialisis bukan untuk mengobati penyakit ginjal itu sendiri. Hemodialisis hanya menggantikan ginjal dalam menjalankan fungsinya, baik untuk sementara waktu maupun untuk seterusnya. Penyakit ginjal sendiri diterapi dengan cara lain tergantung pada derajat keparahan dan penyebabnya. Perlu juga diketahui bahwa ginjal juga memiliki fungsi metabolisme, dimana ginjal memproduksi enzim dan hormon yaitu renin, eritropoetin dan calcitriol. Hemodialisis tidak bisa menggantikan ginjal dalam memproduksi enzim dan hormon-hormon tersebut, akan tetapi hemodialisis hanya bisa menggantikan fungsi pengeluaran bahan-bahan racunnya saja.

      Dalam perkembangan selanjutnya, hemodialisis juga dapat dilakukan untuk menopang fungsi ginjal (Renal Support), walaupun ginjal masih berfungsi normal atau mengalami penurunan tapi belum sampai gagal. Tindakan ini dilakukan untuk membantu meningkatkan fungsi ekskresi ginjal yaitu pengeluaran zat-zat sisa metabolisme, misalnya pada saat terjadi penumpukan air, keracunan bahan/obat-obat tertentu dan lainnya.

 

Tipe-tipe hemodialisis 

Hemodialisis dibagi menjadi beberapa tipe :  

  1. Hemodialisis Segera (Emergency) untuk penyakit ginjal mendadak (akut) atau penyakit ginjal kronik dengan kegawatan seperti keracunan obat/bahan tertentu, penyakit ginjal akut oleh infeksi yang berat, penyakit ginjal kronik yang disertai komplikasi antara lain sembab paru, peningkatan keasaman dalam darah, peningkatan kadar elektrolit dalam darah serta penurunan kesadaran

  2. Hemodialisis Persiapan (Preparative) untuk persiapan operasi/tindakan medik lain bagi penderita yang fungsi ginjalnya menurun, misalnya operasi batu ginjal, operasi jantung.

  3. Hemodialisis Penunjang (Renal Support) adalah hemodialisis yang bertujuan untuk membantu penyembuhan organ lain dengan cara mengeluarkan kelebihan air atau sisa-sisa metabolisme yang bersifat racun/toksik.

  4. Hemodialisis Reguler atau Rutin (Renal Replacement) adalah hemodialisis yang dilakukan terus menerus terhadap pasien penyakit ginjal kronis derajat 5 atau penyakit ginjal kronis tahap akhir (terminal). 

 
Tujuan Hemodialisis

Hemodialisis bertujuan untuk :  

  1. Mengeluarkan bahan-bahan racun, kelebihan air, kelebihan asam dan kelebihan elektrolit yang tidak bisa dikeluarkan oleh ginjal.
  2. Mempertahankan kadar zat-zat kimiawi yang ada dalam tubuh.
  3. Mempertahankan dan mengatur tekanan darah.
  4. Mengurangi gejala-gejala yang timbul pada pasien akibat kurangnya fungsi ginjal. 

 
Waktu dan Frekuensi Hemodialisis       

        Waktu untuk satu sesi hemodialisis rutin adalah 4-5 jam. Frekuensi hemodialisis yang ideal adalah 3x seminggu, akan tetapi di Indonesia pada umumnya frekuensi hemodialisis hanya 2x seminggu. Frekuensi 1x seminggu atau kurang memberi hasil yang tidak optimal sehingga pasien masih sering merasakan keluhan. Jumlah frekuensi hemodialisis tergantung dari peresepan hemodialisis yang diberikan oleh dokter spesialis penyakit dalam.

  

Persiapan Hemodialisis       

  1. Persiapan Psikososial.

        Persiapan ini berupa penjelasan dokter kepada pasien dan keluarganya, tentang apa dan bagaimana hemodialisis tersebut, kenapa harus di hemodialisis, apa tujuannya, berapa lama, bagaimana prosedurnya, berapa biaya yang dibutuhkan, apa efek sampingnya, apa risikonya, apa yang boleh/ tidak boleh dilakukan dan lain-lain.

         Sebagian besar pasien saat pertama kali didiagnosis gagal ginjal kronik dan diputuskan untuk hemodialisis rutin akan menolak dan tidak percaya pada ucapan dokter. Para pasien akan pergi ke dokter lain untuk mendapat kepastian (second opinion). Hal ini dapat dimengerti bahwa mengambil keputusan untuk masalah tersebut merupakan hal yang berat, namun demikian ada beberapa saran yang dapat dilakukan oleh pasien untuk mempersiapkan diri, antara lain :

      • Jangan terlalu lama menunda, dikhawatirkan terjadi keadaan yang lebih parah dan gawat.

      • Mengurungkan niat untuk marah, putus asa atau melakukan tindakan gegabah supaya tidak memperburuk keadaan.

      • Terimalah kenyataan ini dengan tulus, anggaplah bagian dari perjalanan hidup anda.

      • Sadarilah bahwa hemodialisis rutin bukan akhir dari segalanya dan anda masih bisa hidup berkualitas dan beraktifitas seperti biasa untuk jangka waktu yang lama.

      • Dukungan keluarga memegang peranan yang sangat penting dalam proses hemodialisis. Karena itu perlu adanya diskusi dengan keluarga.

      • Minta informasi kepada para penyandang hemodialisis rutin.

      • Datang untuk melihat sendiri proses hemodialisis regular di RS yang ada fasilitas untuk itu dan minta informasi dari perawat/dokter yang bertugas disana.  


  2. Persiapan Fisik.

          Persiapan fisik yang harus dilakukan adalah pemasangan “jalan keluar-masuk vaskuler” atau akses vaskuler, yaitu tempat menusukkan jarum pada pembuluh darah untuk mengeluarkan dan memasukkan darah dari dan ke dalam tubuh pasien.

        Akses vaskuler merupakan sesuatu yang sangat penting bagi pasien hemodialisis. Tanpa akses vaskuler yang memadai hemodialisis tidak mungkin dikerjakan secara optimal. Akses vaskuler harus dipasang oleh tenaga ahli yang mempunyai kompetensi untuk melakukan hal itu. Akses vaskuler yang baik haruslah dapat dipakai untuk jangka panjang, dapat menghasilkan aliran darah yang cukup, menimbulkan komplikasi yang minimal.




Daftar Pustaka 

1. Suwitra Ketut. Hidup berkualitas dengan hemodialisis (cuci darah) reguler edisi 2. Denpasar: Udayana University Press; 2016.

2. Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI); Persiapan dan inisiasi hemodialisis kronik, In: Konsensus Hemodialisis, Jakarta; 2013

3.  Vaidya SR, Aeddula NR. Chronic Renal Failure [Internet]. StatPearls; 2019. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK535404/.

4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diagnosis, Klasifikasi, Pencegahan, Terapi Penyakit Ginjal Kronis [Internet]. 2017 [cited 2020 Jun 20]. Available from: http://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/pusat-/diagnosis-klasifikasi-pencegahan-terapi-penyakit-ginjal-kronis

 

 

 

Informasi Penulis:

dr. Deasy Kurniawati

PT. Masa Cipta Husada - Klinik Utama Niki Diagnostic Center

Jl. Gatot Subroto II No. 5, Denpasar, Bali 

This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.