Hiperkalemia Berbahaya bagi Pasien Hemodialisis

Apa itu hiperkalemia?

     Sebelumnya, kita perlu mengetahui apa itu Kalium. Kalium adalah salah satu elektrolit penting dalam tubuh yang memiliki peranan dalam metabolisme sel serta memelihara fungsi sistem saraf dan fungsi normal otot, khususnya jantung. Nilai normal kalium yaitu 3,0 – 5,5 mmol/L, dan sekitar 98% jumlah kalium dalam tubuh berada di dalam cairan intrasel. Kalium dibuang melalui urin sekitar 80-90%, melalui feses sekitar 8%, dan keringat. Sumber asupan kalium didapatkan dari buah-buahan, sari buah, sayur-sayuran, atau suplemen kalium. Untuk asupan yang kaya akan kandungan kalium diantaranya pisang, air kelapa, dan buah kering. (1–4).

     Kondisi tubuh dengan kelebihan kalium disebut Hiperkalemia, dimana kadar kalium dalam darah darah cukup tinggi yaitu >5,5 mmol/L, namun nilai ini bervariasi tergantung sampel pemeriksaan (plasma atau serum) dan nilai batasan di setiap laboratorium. Hiperkalemia dapat dibedakan berdasarkan kadar kalium serum dalam darah, menjadi:

  • Ringan 5,5–6,5 mmol/L,
  • Sedang 6,5–7,5 mmol/L, dan
  • Berat >7,5 mmol/L.(2,4)

 

Penyebab hiperkalemia

1.   Pseudohiperkalemia
Peningkatan palsu kadar kalium karena keluarnya kalium ke ekstrasel selama atau setelah pengambilan sampel darah, sehingga sel darah merah mengalami lisis/ pecahnya dinding sel.
(1,4) 

2.   Keluarnya kalium dari intrasel ke ekstrasel
Keluarnya kalium ini dipicu oleh gangguan asam basa metabolik, kekurangan hormon insulin, proses pemecahan jaringan meningkat, pemakai obat penghambat B-adrenergik, serta kerusakan sel akibat latihan berlebihan.
(1,4) 

 3.   Berkurangnya ekskresi kalium melalui ginjal
 Kondisi ini dapat disebabkan oleh Penyakit Ginjal Kronik (PGK), Penyakit Ginjal Akut (PGA), dan obat-obatan.(4) 

 4.   Peningkatan asupan kalium
Peningkatan asupan kalium dari makanan mudah menyebabkan hiperkalemia pada pasien dengan penurunan fungsi ginjal.
(4) 

 

Makanan dengan kalium tinggi

Pada pasien HD diharapkan sangat berhati-hati dalam memilih asupan. Berikut makanan dengan kandungan kalium tinggi yang perlu diwaspadai:

  • kandungan kalium yang terdapat pada air kelapa muda berkisar 1400-1700 mg/L dan kandungan kadar kalium tertinggi ada pada air kelapa yang berumur 6-8 bulan
  • buah: pisang, alpukat, kiwi, mangga, jeruk, dan melon
  • sayur: bayam, kentang, tomat, brokoli, bit, dan wortel
  • asinan buah/buah kering
  • rumput laut
  • kacang-kacangan(4,5)

 

Hiperkalemia pada pasien HD

Salah satu penyebab hiperkalemia adalah berkurangnya pengeluaran kalium melalui ginjal dan meningkatnya asupan kalium. Kondisi ini sering terjadi pada pada pasien HD. Dimana ginjal yang terganggu tidak mampu membuang kelebihan kalium dalam tubuh, sehingga muncul komplikasi hiperkalemia. Hiperkalemia sendiri merupakan kondisi kegawatdaruratan karena dapat menyebabkan aritmia (gangguan irama) jantung. Semakin tinggi kadar kalium dalam darah, maka semakin besar pula risiko munculnya kondisi henti jantung yang dapat menyebabkan kematian.(1–4)

 Pada pasien HD, kecepatan Aliran darah atau Quick of Blood (Qb) dari tubuh pasien ke mesin HD adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan dari proses HD. Dimana semakin cepat Qb maka semakin banyak darah yang disaring melalui membran dialisis, sehingga sisa-sisa metabolisme atau racun tertentu dari peredaran darah seperti air, kalium, hidrogen, urea, kreatinin, asam urat, dan zat-zat lain yang dapat dibuang. Dari hasil penelitian didapatkan hasil penurunan kadar kalium rata-rata 5,9 mmol/L pada Quick of Blood (Qb) 100 ml/menit, 2.3 mmol/L pada Qb 200 ml/menit dan 3,4 mmol/L pada Qb 300 ml/menit.(6)

Untuk itu disarankan bagi pasien HD hendaknya membatasi asupan makanan yang tinggi kalium dan saran bagi petugas HD diharapkan dapat dengan cermat dalam menentukan Qb sehingga mampu mendapatkan hasil HD yang adekuat. Juga pasien HD diharapkan disiplin memenuhi jadwal proses HD yang telah ditentukan.(6)


 

Daftar Pustaka

1. Jihan F. Gambaran Kadar Kalium pada Pasien Gagal Jantung di RSUD Arifin Achmad. Universitas Perintis Indonesia; 2020.

2. Utami IAA, Santhi DGDD, Lestari AAW. Prevalensi dan komplikasi pada penderita gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar tahun 2018. Intisari Sains Medis. 2020;11(3):1216–21.

3. Atika Amalia Firdaus T. Membandingkan Kadar Kalium pada Penderita Gagal Ginjal Kronik Sebelum dan Sesudah Hemodialisa di RSUD Arifin Achmad. Universitas Perintis Indonesia; 2020.

4. Teo G. Diagnosis dan tatalaksana kegawatdaruratan Hiperkalemia. Contin Med Educ. 2021;48(8):25–38.

5. Ibrahim S. Potensi Air Kelapa Muda Dalam Meningkatkan Kadar Kalium. Indones J Nurs Heal Sci. 2020;1(1):9–14.

6. Kriswadi K. Pengaruh Kecepatan Aliran Darah atau Quick Of Blood ptda Hemodialisa terhadap Tingkat Penurunan Kadar Kalium Darah Sebelum dan Sesudah Hemodialisa pada Pasien Gagal Ginjal Kronis di RSUD Prof. Dr Soekandar Kabupaten Mojokerto. Poltekkes Kemenkes Surabaya; 2020.

 

 

Informasi Penulis :

 

dr. Dinda Iryawati BS, MKM

PT. Masa Cipta Husada -- RS Grha Permata Ibu

Jl. K.H.M. Usma No.168, Kukusan Kec. Beji, Kota Depok

Jawa Barat 16425

Email : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.