Mengenal Penyakit Ginjal Kronis

 Penyakit Ginjal Kronis

Penyakit Ginjal Kronik (PGK) atau Chronic Kidney Disease (CKD) merupakan penyakit tidak menular, dimana jumlah penderitanya sudah mencapai 850 juta orang di seluruh dunia. Berarti satu dari sepuluh orang dewasa terdiagnosis PGK. Di Indonesia, PGK yang dahulu dikenal dengan istilah Gagal Ginjal Kronik (GGK), juga mengalami kenaikan jumlah penderita sehingga menempati ranking kedua pembiayaan terbesar dari BPJS setelah penyakit jantung. 

 

 Apa yang dimaksud dengan PGK?

PGK merupakan keadaan klinis akibat kerusakan struktur ataupun fungsi ginjal selama 3 bulan atau lebih, ditandai dengan rendahnya laju rata-rata penyaringan darah di glomerulus, yang dikenal dengan istilah Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) <60 mL/menit/1,73 m2. Dikatakan tahap akhir bila LFG mencapai <15 mL/menit/1,73 m2 dengan atau tanpa dialisis. Kerusakan ginjal tersebut dapat terlihat pada kelainan darah, urin, atau studi pencitraan. Klasifikasi PGK yang dibagi berdasarkan LFG dapat dilihat pada tabel 1.  

Berdasarkan data Riskesdas 2018, penderita PGK sebanyak 3,8%, lebih banyak 1,8% dibandingkan tahun 2013. PGK sendiri dapat disebabkan oleh beberapa penyakit, diantaranya yaitu kencing manis atau Diabetes Mellitus (DM), darah tinggi atau hipertensi, penyakit ginjal polikistik, sumbatan akibat infeksi saluran kemih, dan obesitas. Perlu diketahui faktor risiko penyebab PGK sebagai upaya pencegahan. 

Faktor risiko dari PGK dibagi menjadi yang dapat diubah dan tidak dapat diubah. Faktor resiko yang dapat diubah diantaranya.  

  • DM
  • Hipertensi.
  • Obesitas, dan
  • Kebiasaan kurang minum air putih.

Sedangkan faktor resiko yang tidak dapat diubah adalah : 

  • Usia.
  • Riwayat Keluarga.
  • Penyakit Ginjal.
  • Kelahiran Prematur, dan 
  • Trauma / Kecelakan.

  

 Perjalanan Terjadinya PGK 

        Pada tahap awal PGK, adanya kerusakan pada struktur ginjal masih bisa dikompensasi dengan meningkatkan laju filtrasi. Hal ini belum menimbulkan gejala dan tanda sehingga sering terlambat diketahui. Biasanya gejala dan tanda mulai terlihat pada PGK derajat 3 dan 4, yang dapat terdeteksi melalui pemeriksaan darah atau urin rutin. 

         Beberapa gejala yang umum muncul diantaranya mual, muntah, hilang selera makan, kelelahan, gangguan tidur, pembengkakan kaki dan pergelangan kaki, gatal yang menetap, hingga napas pendek akibat kelebihan cairan pada paru. Faktor yang dapat memperberat PGK yaitu merokok, DM tidak terkontrol, hipertensi tidak terkontrol, dan obat-obatan yang bersifat merusak ginjal. Bila tidak diatasi dengan baik, dapat timbul komplikasi seperti anemia, hipertensi, dan penyakit jantung koroner. 

 Pada derajat 5, PGK memerlukan Terapi Penganti Ginjal (TPG) seperti hemodialisis (HD) / cuci darah, Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD), atau cangkok ginjal.

  

 Yang Harus Dilakukan Supaya Terhindar dari PGK 

          PGK merupakan penyakit progresif, yaitu penurunan kondisi ginjal secara bertahap. Untuk itu disarankan cek kesehatan berkala, terutama bila memiliki penyakit dari faktor risiko seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Bila dapat segera dikenali, PGK dapat dicegah untuk jatuh pada derajat yang lebih buruk. Disamping itu juga perlu menjaga kesehatan seperti stop merokok bila merokok, konsumsi makanan bergizi sesuai kebutuhan tubuh, cukup minum air putih, olahraga teratur, istirahat cukup, dan kelola stres dengan baik. 

 

 

Daftar Pustaka

1.       World Kidney Day. 2020 WKD Theme [Internet]. 2020 [cited 2020 Jun 20]. Available from: https://www.worldkidneyday.org/2020-campaign/2020-wkd-theme/

2.       Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) [Internet]. 2018. Available from: http://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/Hasil-riskesdas-2018_1274.pdf

3.       Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. InfoDATIN Situasi Penyakit Ginjal Kronis. Pus Data dan Inf Kementeri Kesehat RI [Internet]. 2017; Available from: http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/infodatin ginjal 2017.pdf

4.       Kidney Disease Improving Global Outcomes. KDIGO 2012 Clinical Practice Guideline for the Evaluation and Management of Chronic Kidney Disease [Internet]. 2013. Available from: https://kdigo.org/wp-content/uploads/2017/02/KDIGO_2012_CKD_GL.pdf

5.       Tyas A, Miro S, Asyari A. Gambaran Kejadian Perdarahan Saluran Cerna pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik di RSUP Dr. M. Djamil Padang. J Kesehat Andalas. 2020;9(1S):8–15.

6.       Vaidya SR, Aeddula NR. Chronic Renal Failure [Internet]. StatPearls; 2019. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK535404/

7.       Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Fungsi dan Faktor Risiko Ginjal [Internet]. 2017 [cited 2020 Jun 20]. Available from: http://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/subdit-penyakit-jantung-dan-pembuluh-darah/fungsi-dan-faktor-risiko-ginjal

8.       Benjamin O, Lappin SL. End-Stage Renal Disease [Internet]. StatPearls; 2020. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499861/

9.       Fraser SD, Blakeman T. Chronic kidney disease: identification and management in primary care. Pragmatic Obs Res [Internet]. 2016 Aug 17;7:21–32. Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/27822135

10.    Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diagnosis, Klasifikasi, Pencegahan, Terapi Penyakit Ginjal Kronis [Internet]. 2017 [cited 2020 Jun 20]. Available from: http://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/pusat-/diagnosis-klasifikasi-pencegahan-terapi-penyakit-ginjal-kronis 

11.    Centers for Disease Control. Chronic Kidney Disease Basics [Internet]. 2020. [cited 2020 Jun 20]. Available from: https://www.cdc.gov/kidneydisease/basics.html

 

 

 

 

Informasi Penulis :

dr. Dinda Iryawati BS, MKM 

PT. Masa Cipta Husada – RS Grha Permata Ibu 

Jl. K.H.M. Usman No.168, Kukusan, Kecamatan Beji, Kota Depok, Jawa Barat 16425 

Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.