Oleh Karunia Valeriani Japar
Penyakit ginjal kronis atau chronic kidney disease (CKD) merupakan sebuah terminology yang menggambarkan sebuah proses penurunan jumlah nefron secara drastis, ireversibel, dan terus menerus. Menurut National Kidney Foundation, 10% dari populasi dunia mengidap penyakit ginjal kronis dan telah menjadi penyebab kematian nomor 18 di dunia pada tahun 2010. Diestimasikan bahwa jumlah kasus gagal ginjal akan meningkat secara drastis di negara berkembang seperti Cina, India dan Indonesia dimana mayoritas penduduknya sudah berusia lanjut. Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri) 2004 telah menunjukkan bahwa 12,5% dari penduduk Indonesia mengalami penurunan fungsi ginjal, berarti lebih dari 25 juta penduduk Indonesia mengalami penyakit ginjal kronis.
Penyebab dari penyakit ginjal kronik bermacam-macam seperti diabetes, hipertensi, riwayat batu ginjal maupun kelainan struktur ginjal. Menurut data Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sekitar 44% dari kasus CKD datang dari diabetes, 29% dari hipertensi, 20% dari penyebab lainnya dan 7% tidak diketahui penyebabnya.
Pada tahap awal, penyakit ginjal kronik tidak memiliki gejala. Manifestasi yang timbul secara perlahan setelah adanya penurunan laju filtrasi glomerulus secara progresif biasanya tidak spesifik dan tidak signifikan sampai penyakit ini sudah memiliki laju filtrasi glomerulus <5-10 ml/min/1,73 m². Pada tahap ini, sudah terjadi akumulasi daripada produk hasil metabolic, atau racun uremia yang dapat menyebabkan sindrom uremia yang ditandai dengan adany lemas, anorexia, mual, muntah dan rasa metalik pada mulut. Pasien atau anggota keluarga biasanya akan melaporkan adanya iritabilitas, gangguan memori, insomnia, restless leg syndrome, paresthesia dan kedutan. Pruritus general tanpa adanya rash juga menjadi keluhan yang umum . Pericarditis, suatu komplikasi yang jarang terjadi pada penyakit ginjal kronik juga dapat penyebabkan sakit dada pleuritik . Keracunan obat dapat timbul seiring dengan menurunnya renal clearance. Menurunnya renal clearance juga dapat menyebabkan hypoglikemia karena pengeluaran insulin juga terganggu.
Hemodialisis adalah suatu terminology yang digunakan untuk mendeskripsikan sebuah proses dimana solute didalam darah akan dipertemukan dengan solute lain melalui sebuah membrane semipermabel.
Tujuan utama dari hemodialisis ini adalah untuk mengeluarkan zat nitrogen yang bersifat toksik dari dalam tubuh pasien ke dalam dialyzer dimana darah tersebut akan disaring, dan dikembalikan kedalam tubuh pasien. Kemampuan dialysis untuk menggantikan fungsi ginjal normal sangatlah terbatas karena tidak ada fungsi ginjal normal yang dapat diproduksi oleh dialysis dan mayoritas pasien membutuhkan terapi tambahan. Bagi pasien penyakit ginjal kronik, hemodialisis digunakan untuk mengurangi manifestasi klini yang diakibatkan oleh menurunnnya laju filtrasi glomerulus. Sehingga hemodialisis bukan pengobatan yang dapat menyembuhkan penyakit ginjal kronik, tetapi hanya memperbaiki kualitas hidup pasien.
Karena hemodialisis memiliki keterbatasan dalam terapi pasien ginjal kronik, maka sebenarnya terapi terbaik ialah transplantasi ginjal. Dengan menggantikan ginjal pasien penderita CKD dengan ginjal yang sehat maka fungsi daripada ginjal akan kembali normal dan tubuh pasien dapat menjaga keseimbangan dengan baik kembali. Namun transplantasi ginjal memiliki keterbatasan yakni kurangnya jumlah donor ginjal dan biaya transplantasi yang besar.
Oleh karena pengobatan pasien penderita CKD dapat menghabiskan biaya yang besar, maka kita sebaiknya menjaga dan mencegah agar kita terhindar dari penyakit tersebut. Tidak perlu biaya dan usaha yang besar untuk melakukan pencegahan. Menurut Cleveland Clinic kita hanya perlu melaksanakan beberapa hal sederhana seperti:
1) Minum cukup air
Menurut National Kidney Foundation, minum cukup air berarti menkonsumsi jumlah air yang tepat untuk diri kita sendiri. Banyak orang yang sering mengatakan “minumlah 8 gelas air dalam 1 hari” , tapi setiap orang itu berbeda, dan kebutuhan air setiap orang berbeda-beda tergantung dari umur, iklim, intensitas dari aktivitas , serta kehamilan, menyusui, dan penyakit.
Air dibutuhkan oleh tubuh untuk mengeluarkan hasil metabolism dari darah melalui urine. Air juga dapat menjaga pembuluh darah tetap terbuka sehingga darah dapat mengalir dengan lancar ke ginjal sehingga nutrisi untuk ginjal dapat tersalurkan dengan baik. Apabila kita dehidrasi, maka sulit untuk menyalurkan nutrisi tersebut dengan baik.
Ada 5 tips untuk memastikan kita menkomsumsi cukup air:
- 8 memang baik tapi bukan suatu angka yang mutlak. Menurut Institute of medicine , pria membutuhkan sekitar 3 liter air per hari dan wanita membutuhkan sekitar 2,2 liter air per hari
- Less is more jika anda penderita penyakit ginjal kronik. Ketika ginjal kita tidak dapat mengeluarkan air seperti pada penyakit ginjal kronik. Jumlah air yang dikonsumsi harus dikurangi untuk mencegah penumpukan air dalam tubuh
- Hati- hati menkomsumsi air terlalu banyak. Konsumsi air terlalu banyak dapat menyebabkan suatu kondisi yang berbahaya yaitu hyponatremia, suatu kondisi dimana kadar sodium dalam tubuh terlalu larut dalam jumlah air yang besar.
- Volume buang air kecil dapat menceritakan apakah jumlah air yang kita konsumsi sudah cukup. Warna urine yang normal adalah kuning muda transparan. Apabila warna urine anda kuning gelap, ini adalah tanda bahwa anda dehidrasi (kurang air). Dapat diasumsikan jumlah air kemih yang normal adalah 1,5-2 liter ditambah dengan keringat 400cc sehingga totalnya menjadi 1,9-2,4 liter. Urine dapat diukur dalam 24 jam, praktisnya adalah pukul jam 4 pagi bangun untuk buang air kemih , lalu mulai dari jam 4 pagi hari tersebut sampai jam 4 pagi keesokan harinya (dikumpulkan selama 24 jam).
- Air dapat mencegah infeksi saluran kemih dan batu. Batu ginjal sulit dibentuk apabila kita menkonsumsi air yang cukup karena air dapat mencegah Kristal-kristal untuk saling menempel dan membentuk suatu batu. Selain itu air dapat membantu obat antibiotic larut dalam pengobatan infeksi saluran kemih, sehingga pengobatan lebih efektif. Dengan menkomsumsi air yang cukup, maka urine yang dihasilkan lebih banyak sehingga dapat membuang bakteri penyebab infeksi
2) Rajin mengontrol gula darah
Diabetes adalah salah satu contributor terbesar dalam penyakit ginjal kronik. Menurut American Diabetes Association, diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin , atau kedua-duanya. Adapun klasifikasi diabetes dibagi menjadi 3:
- Tipe 1
Disebabkan oleh destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut akibat autoimun maupun idiopatik (tidak diketahui penyebabnya). Biasanya terjadi di usia yang lebih muda.
- Tipe 2
Biasanya disebabkan oleh resistensi insulin yang disertai defisiensi insulin relative sampai yang dominan defek sekresi insulin disertai resistensi insulin.Tipe ini lebih banyak terjadi di usia yang lebih dewasa, namun tidak menutup kemungkinan bahwa tipe ini muncul di usia muda.
- Tipe lain
Dapat disebabkan oleh defek genetic fungsi sel beta, defek genetic kerja insulin, penyakit eksokrin pancreas, endokrinopati, infeksi, penyakit imunologi yang jarang, sindrom genetic lain yang berkaitan dengan DM, atau disebabkan oleh pengaruh zat kimia maupun obat.
- Diabetes mellitus gestasional
Merupakan keadaan intoleransi karbohidrat dimana pertama kali ditemukan pada kehamilan. Faktor resikonya meliputi obeositas, adanya riwayat diabetes mellitus gestasional sebelumnya, glukosuria (ada gula di air kemih), adanya riwayat keluarga dengan diabetes, abortus (keguguran) berulang, riwayat melahirkan dengan cacat bawaan atau bayi dengan berat lebih dari 4kg dan adanya riwayat preeklampsia.
Berbagai keluhan dapat ditemukan pada penyandang diabetes. Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan klasik DM seperti di bawah ini:
- Keluhan klasik DM berupa: poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya
- Keluhan lain dapat berupa: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada wanita
Diagnosis DM dapat ditegakkan melalui tiga cara:
Diagnosis DM dapat ditegakkan melalui tiga cara:
- Jika keluhan klasik ditemukan, maka pemeriksaan glukosa plasma sewaktu >200 mg/dL sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM
- Pemeriksaan glukosa plasma puasa 126 mg/dL dengan adanya keluhan klasik.
- Tes toleransi glukosa oral (TTGO). Meskipun TTGO dengan beban 75 g glukosa lebih sensitif dan spesi dibanding dengan pemeriksaan glukosa plasma puasa, namun pemeriksaan ini memiliki keterbatasan tersendiri. TTGO sulit untuk dilakukan berulang-ulang dan dalam praktek sangat jarang dilakukan karena membutuhkan persiapan khusus.
Apabila hasil pe- meriksaan tidak memenuhi kriteria normal atau DM, bergantung pada hasil yang diperoleh, maka dapat digolongkan ke dalam kelompok toleransi glukosa terganggu (TGT) atau glukosa darah puasa terganggu (GDPT):
- TGT: Diagnosis TGT ditegakkan bila setelah pemeriksaan TTGO didapatkan glukosa plasma 2 jam setelah beban antara 140 – 199 mg/dL (7,8-11,0 mmol/L).
- GDPT:Diagnosis GDPT ditegakkan bila setelah pemeriksaan glukosa plasma puasa didapatkan antara 100 – 125 mg/dL (5,6 – 6,9 mmol/L) dan pemeriksaan TTGO gula darah 2 jam < 140 mg/dL.
Pemeriksaan konfirmasi dan pemeriksaan untuk ibu hamil tanpa faktor risiko dilakukan pada usia kehamilan 24-28 minggu, dengan cara sebagai berikut:
- Minta ibu untuk makan makanan yang cukup karbohidrat selama 3 hari, kemudian berpuasa selama 8-12 jam sebelum dilakukan pemeriksaan.
- Periksa kadar glukosa darah puasa dari darah vena di pagi hari, kemudian diikuti pemberian beban glukosa 75 gram dalam 200 ml air, dan pemeriksaan kadar glukosa darah 1 jam lalu 2 jam kemudian.
- Diagnosis diabetes melitus gestasional ditegakkan apabila ditemukan
- Kadar gula darah puasa > 92 mg/dl, ATAU
- Kadar gula darah setelah 1 jam > 180 mg/dl, ATAU
- Kadar gula darah setelah 2 jam > 153 mg/dl
Dengan rajin mengontrol gula darah (rajin cek gula darah , mengurangi konsumsi gula yang berlebih), kita dalam mencegah terjadinya kerusakan ginjal yang akan menyebabkan penyakit ginjal kronik karena gula dapat menyebabkan oksidasi stress bagi tubuh yang akhirnya akan merusak ginjal pada akhirnya.
3) Rajin mengontrol tekanan darah
3) Rajin mengontrol tekanan darah
Penyakit hipertensi juga merupakan salah satu contributor terbesar dalam penyakit ginjal kronik. Tingginya tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu yang panjang dapat merusak struktur ginjal sehingga akan menyebabkan penyakit ginjal kronik pada akhirnya. Jenis hipertensi ada 2 yaitu primary atau essential dan juga secondary. Essential hypertension adalah hipertensi yang tidak diketahui pasti penyebabnya. Sedangkan secondary hypertension adalah hipertensi yang ada penyebabnya, bisa medikasi dan juga berbagai macam konisi seperti masalah ginjal, obstructive sleep apnea, tumor kelenjar adrenal, masalah kelenjar tiroid, kelainan pembuluh darah, pil KB, obat penghilang rasa nyeri, obat-obat illegal (amfetamin, kokain), penggunaan alcohol.
Menurut American Heart Association 2017 , tekanan darah yang normal untuk orang dewasa adalah teknanan sistolik dibawah 120 mmHg DAN diastolic dibawah 80 mmHg. Peningkatan tekanan darah (elevated) apabila tekanan sistolik 120-129 mmHg DAN tekanan diastolic dibawah 80mmHg. Stage 1 hypertension apabila tekanan sistolik 130-139 mmHg ATAU tekanan diastolic 80-89mmHg. Stage 2 hypertension apabila tekanan sistolik ³140mmHg ATAU tekanan diastolic ³90mmHg. Apabila tekanan darah pasien jatuh di 2 kategori, maka pasien dimasukkan ke kategori dengan tekanan darah yang lebih tinggi. Tekanan darah sebaiknya diukur dalam 2x pengambilan dan dalam 2 kesempatan yang berbeda
Dengan rajin melakukan check up tekanan darah, kita dapat mendeteksi secara dini penyakit hipertensi dan melakukan tatalaksana secara dini sehingga penyakit ginjal kronik dapat dicegah.
4) Makan makanan yang sehat
Menurut riset, terdapat hubungan erat antara makanan sehat atau super food dengan penyakit kronik (seperti penyakit ginjal kronik). Karena makanan sehat dapat mencegah oksidasi asam lemak yang tidak diinginkan. Oksidasi sebenarnya adalah proses normal dalam tubuh tetapi apabila jumlahnya berlebihan maka akan menghasilkan suatu radikal bebas yang dapat merusak protein, sel membrane dan gen.
Makanan sehat yang mengandung antioksidan dapat membantu netralisasi radikal bebas dan melindungi tubuh. Oleh karena itu , segera konsultasi ke dokter terdekat anda mengenai makanan apa saja yang baik untuk dikonsumsi untuk mencegah terjadinya oksidasi stress yang berlebihan.
5) Olahraga teratur
5) Olahraga teratur
Dengan melakukan olahraga teratur maka kita dapat meningkatkan fungsi dan kekuatan otot, kontrol tekanan darah yang lebih baik, menurunkan kadar lemak dalam darah (kolestrol dan trigliserida) , kualitas tidur yang lebih baik serta pengaturan berat badan yang lebih baik.
6) Hati-hati dalam menggunakan supplemen dan obat herbal
Maraknya penggunaan NSAIDs (nonsteroidal inflammatory drug) dalam supplemen dan obat herbal dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal. NSAIDs bekerja dengan mengecilkan pembuluh darah yang menuju filtrasi ginjal. Sehingga hal tersebut memicu kerusakan pada ginjal. Oleh karena itu berhati-hatilah dalam menggunakan supplemen dan obat herbal
7) Berhenti merokok
Rokok merupakan salah satu factor resiko penyakit ginjal kronik. Sama seperti gula, rokok dapat menyebabkan oksidasi stress bagi tubuh dan akan merusak ginjal. Oleh karena itu berhenti merokok dan hindari rokok sejak dini .
8) Rajin memeriksa fungsi ginjal
Fungsi ginjal yang dimaksudkan disini adalah pengecekan ureum dan creatinine melalui pemeriksaan darah rutin. Dengan rajin melakukan cek fungsi ginjal maka kita dapat medeteksi dini penyakit ginjal kronik dan dapat memantau fungsi ginjal kita dengan baik.