Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah kerusakan ginjal yang bersifat irreversible ( tidak bisa kembali seperti semula ) yang disebabkan berbagai penyebab. End Stage Renal Disease (ESRD) merupakan tahap akhir dari PGK yang ditunjukkan dengan ketidakmampuan ginjal dalam mempertahankan fungsinya. Bila pasien berada pada tahap ESRD, terapi pengganti ginjal menjadi satu-satunya pilihan untuk mempertahankan fungsi tubuh. Saat ini, hemodialisa merupakan terapi pengganti ginjal yang paling banyak dilakukan. HD terbukti efektif mengeluarkan racun-racun sisa metabolisme tubuh sehingga dapat memperpanjang umur pasien.
Meskipun aman dan bermanfaat, hemodialisa memiliki beberapa komplikasi. Komplikasi yang umum terjadi antara lain adalah hipotensi atau penurunan tekanan darah yang terjadi saat hemodialisa. Komplikasi ini dapat terjadi selama proses hemodialisa dan bisa menyebabkan ketidaknyamanan, meningkatkan stress dan mempengaruhi kualitas hidup, bahkan dapat menimbulkan kematian. Maka dari itu komplikasi perlu diantisipasi, dikendalikan serta diatasi agar kualitas hidup pasien tetap optimal dan tidak terjadi kondisi yang lebih buruk.
Apa itu Hipotensi Intradialisis?
Hipotensi Intradialisis adalah penurunan tekanan darah sistolik > 20 mmHg atau penurunan Mean Arterial Pressure (MAP) > 10 mmHg dan menyebabkan munculnya gejala-gejala seperti perasaan tidak nyaman pada perut, menguap, mual , muntah, otot terasa kram, gelisah, pusing, dan kecemasan. Dalam penelitian yang dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, sebanyak 26% pasien mengalami hipotensi intradialisis. Hipotensi Intradialisis paling banyak dialami pasien pada jam pertama hemodialisa.
Apa saja penyebab terjadinya Hipotensi Intradialisis ?
Hipotensi intradialisis akan menyebabkan gangguan aliran darah ke jaringan tubuh (otak, ginjal, otot jantung dan lainnya). Bila masalah ini tidak diatasi akan membahayakan pasien. Saat aliran dan tekanan darah terlalu rendah, maka pengiriman nutrisi dan oksigen ke organ vital seperti otak, jantung, ginjal dan organ lain akan berkurang sehingga akan mengakibatkan kerusakan. Hipotensi intradialisis yang tidak diatasi mengakibatkan kerusakan organ tubuh permanen dan meningkatkan kematian.
Hipotensi Intradialisis dapat terjadi karena banyak faktor. Kondisi pasien dapat mencetuskan penurunan tekanan darah selama hemodialisis seperti :
- Usia Tua.
- Adanya penyakit kronik seperti diabetes dan penyakit jantung.
- Anemia.
- Peningkatan BB antar hemodialisis yang banyak > 5% BB.
- Penggunaan obat anti hipertensi sebelum dialisis.
Selain oleh karena kondisi dari pasien, Hipotensi intradialisis juga dapat terjadi oleh karena faktor-faktor yang berhubungan dengan dialisis itu sendiri, seperti :
- Durasi hemodialisis yang pendek.
- Kecepatan penarikan cairan yang terlalu tinggi.
- Pengaturan suhu mesin HD yang tinggi.
- Konsentrasi sodium dialisat yang rendah.
Bagaimana mencegah terjadinya Hipotensi Intradialisis?
Hipotensi intradialisis akan menyebabkan gangguan aliran darah di jaringan yang akan membahayakan pasien. Hipotensi intradialisis yang tidak diatasi mengakibatkan kerusakan organ tubuh permanen dan meningkatkan kematian. Selain itu, hipotensi intradialisis menyebabkan tidak tercapainya penarikan cairan dan sisa metabolit yang optimal. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui penyebabnya dan mencegah terjadinya hipotensi intradialisis.
Beberapa pencegahan yang bisa dilakukan oleh pasien untuk menghindari terjadinya hipotensi intradialisis antara lain :
- Mengurangi asupan garam.
- Menghindari asupan makanan porsi besar selama dialysis.
- Hindari peningkatan BB > 5%.
- Memeriksa dosis dan waktu pemberian obat anti hipertensi.
Bagaimana diet yang baik selama Hemodialisa?
Pengaturan makan pasien hemodialisa bertujuan untuk ,mencukupi kebutuhan zat gizi sesuai kebutuhan perorangan agar status gizi optimal, menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, menjaga agar penumpukan produk sisa metabolisme protein tidak berlebihan. Syarat diet yang baik selama menjalani hemodialisa, antara lain :
- Kebutuhan makan harus mencukupi.
- Protein diberikan cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh dan mengganti protein yang hilang pada setiap proses HD.
- Membatasi bahan makanan sumber kalium seperti pisang, kentang, ubi, tomat, kacang merah, alpukat, seafood seperti kerang, tuna, salmon, tenggiri, dan juga susu terutama bila BAK kurang dari 400 ml atau apabila kalium darah lebih dari 5,5 mg/liter.
- Membatasi garam.
- Konsumsi cairan disesuaikan dengan jumlah air kemih satu hari ditambah dengan 500 ml air.
- Vitamin dan mineral harus ditambahkan dalam bentuk obat.
- Membatasai makanan makanan seperti : kacang-kacangan dan hasil olahannya : tahu, tempe, kacang, kedelai, kacang hijau, kacang tolo serta bahan makanan yang diawetkan : kornet, sarden.
Daftar Pustaka
-
Price AS, Wilson LM. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi ke-6 Volume 2 ; alih bahasa, Brahm U. Pendit dkk ; editor edisi bahasa Indonesia. Jakarta : EGC, 2005.
- Yogiantoro M. Hipertensi Esensial. Di dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ke-5, Jilid2. Jakarta: Balai Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam, 2009
- Centers for Disease Control and Prevention. National Chronic Kidney Disease Fact Sheet,. Atlanta, GA: US Department of Health and Human Services, Centers for Disease Control and Prevention; 2017
- Abdel-Nabey, M.; Saint-Jacques, C.; Boa, J.J.; Frochot, V.; Livrozet, M.; Daudon, M.; Flamant, M.; Letavernier, E.; Haymann, J.P. 24-h urine collection: A relevant tool in CKD nutrition evaluation. Nutrients 2020, 12, 2615
- Kuipers J, Verboom LM, Ipema KJR, et al. The prevalence of intradialytic hypotension in patients on conventional hemodialysis : a systematic review with meta-analysis. Am J Nephrol 2019; 49:497-506.
Informasi Penulis:
dr Leonard Andreas Wiyadharma, BMedSci
PT. Masa Cipta Husada - RSUD Dr. TC Hillers
Jl. Wairklau, Kelurahan Kota Uneng, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka
Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.