Mengapa pasien Penyakit Ginjal Kronik (PGK) mengeluh tentang masalah pada kulit?
PGK adalah penurunan fungsi ginjal ireversibel yang berkembang secara klasik selama bertahun-tahun dan didefinisikan sebagai kerusakan ginjal atau laju filtrasi glomerulus <60 ml/menit/1,73 m2 selama 3 bulan atau lebih tanpa memandang penyebabnya. Pada PGK sering ditemukan masalah pada kulit, beberapa diantaranya sangat mengganggu bahkan mempengaruhi kualitas hidup pasien. Kulit sendiri merupakan cerminan dari gangguan ginjal,sehingga pemeriksaan kulit yang cermat dapat memberikan petunjuk penting untuk diagnosis penyebab gagal ginjal dan membantu dalam pemantauan komplikasi. Dalam penelitiannya, Tajalli (2021) menyebutkan keluhan kulit pada PGK yang paling umum yaitu xerosis (95,9%), kelainan pigmentasi (89,8%), pruritus (57,1).(1–4)
Jenis masalah kulit pada pasien PGK
Dengan mengetahui jenis masalah pada kulit, maka kemungkinan keluhan tersebut untuk muncul dapat diprediksi sehingga dapat dikelola dengan baik.
- Xerosis.
Xerosis cutis atau kulit kering merupakan kelainan kulit yang paling sering dikeluhkan oleh pasien PGK. Keluhan ini ditandai dengan hilangnya atau berkurangnya kelembaban kulit. Xerosis cutis pada pasien PGK dapat terjadi akibat faktor sistemik dan lokal yang berkaitan dengan uremia. Hal ini dapat meningkatkan risiko infeksi, memperlambat proses penyembuhan luka, dan dapat mengganggu kualitas hidup pasien.(5,6)
- Kelainan Pigmentasi.
Perubahan warna kulit pada PGK berupa hiperpigmentasi, yaitu bertambahnya jumlah melanin (pigmen pemberi warna kulit) pada lapisan kulit yamg mengakibatkan perubah warna kulit menjadi lebih gelap. Kelainan kulit tersebut terjadi akibat kegagalan ginjal mengeluarkan β-melanocyte stimulating hormone dan menyebabkan melanin tertimbun di lapisan kulit. Hiperpigmentasi dapat terjadi diseluruh tubuh atau dibagian-bagian tertentu seperti tangan, kaki, kepala, dan punggung. (5,6,8)
- Pruritus
Pruritus adalah sensasi tidak nyaman yang mencetuskan keinginan untuk menggaruk. Pada penyakit ginjal disebut dengan pruritus uremik, hal ini disebabkan karena ginjal gagal mengeluarkan zat racun (ureum) di dalam darah sehingga timbul uremia. Pasien dinyatakan mengalami renal pruritus apabila mengalami paling sedikit tiga episode gatal dalam 2 minggu terakhir atau kurang dengan gejala yang muncul beberapa kali dalam satu hari selama beberapa menit dan mengganggu kegiatan sehari-hari serta adanya pola regular rasa gatal dalam periode 6 bulan terakhir. Semakin lama pasien menjalani hemodialisis semakin sedikit kejadian renal pruritus yang ditemukan.(5,6,9)
Penatalaksanaan
Bila memiliki keluhan pada kulit, pasien PGK bisa berkonsultasi lebih lanjut dengan Dokter Spesialis Kulit bersama Dokter Spesialis Penyakit Dalam untuk mendapatkan penanganan yang tepat sesuai dengan penyebab. Disamping itu, penggunaan ekstrak lidah buaya dapat menjadi terapi alternatif pada kondisi kulit pasien PGK. Dari beberapa penelitian ditemukan adanya perbaikan pada kulit xerosis setelah pemberian ekstrak lidah buaya. Sedangkan VCO (Virgin Coconut Oil) dapat sebagai terapi alternatif untuk mengatasi masalah kulit ataupun pruritus yang dialami pasien PGK. Penggunaan minyak zaitun dan air hangat untuk mandi dapat mencegah risiko keluhan kulit lebih lanjut. (10–12)
Daftar Pustaka
-
Rashpa RS, Mahajan VK, Kumar P, Mehta KS, Chauhan PS, Rawat R, et al. Mucocutaneous Manifestations in Patients with Chronic Kidney Disease: A Cross-sectional Study. Indian Dermatol Online J [Internet]. 2018;9(1):20–6. Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/29441293
- Van de Velde-Kossmann KM. Skin Examination: An Important Diagnostic Tool in Renal Failure Patients. Blood Purif [Internet]. 2018;45(1–3):187–93. Available from: https://www.karger.com/DOI/10.1159/000485156
- Asokan S, Narasimhan M, V. R. Cutaneous manifestations in chronic renal failure patients on hemodialysis and medical management. Int J Res Dermatology. 2017 Feb 3;
- Tajalli F, Mirahmadi S, Mozafarpoor S, Goodarzi A, Nasiri Partovi M, Lakestani D. Mucocutaneous manifestations of patients with chronic kidney disease under hemodialysis: A cross‐sectional study of 49 patients. Dermatol Ther. 2021;34(4):e15015.
- Zulkarnain FS, Mardianti D, Soenarso EH. Kelainan Kulit Dan Kuku Pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis Di Rumah Sakit Dustira Cimahi Periode September-Desember 2016. 2017
- Sartika D. Profil Manifestasi Kulit pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Dengan Hemodialisis dan Non Hemodialisis di RS. Universitas Sumatera Utara. 2019;
- Khare A, Gulanikar AD. A clinical study of cutaneous manifestations in patients with chronic kidney disease on conservative management, hemodialysis, and renal transplant recipient. Clin Dermatol Rev [Internet]. 2020;4(1):23–30. Available from: https://www.cdriadvlkn.org/text.asp?2020/4/1/23/275252
- Wasitaatmadya S. Dermatologi Kosmetik. 2nd ed. 2011
- Andardewi MF, Budianti WK, Legiawati L, Irawan Y. Perkembangan Terapi Sistemik pada Pruritus. J Kedokt Meditek. 2022;28(1):79–90.
- Handriani R, Agustina W. Aloe Vera Extract 75% Effective in Providing Xerosis Repair In Chronic Kidney Failure Patient’s. J Ners dan Kebidanan (Journal Ners Midwifery). 2020;7(3):415–20.
- Pele M, Waluyo A. Use of olive oil and warm water in bathing intervention in preventing risk of skin integrity damage in total care patients with chronic disease: A case study. J Pendidik Keperawatan Indones. 2019;5(1):1–6.
- Asri NFS, Zuryati M. Pengaruh Pemberian Terapi Vco (Virgin Coconut Oil) Terhadap Pruritus Pada Klien Gagal Ginjal Kronik Dengan Hemodialisis Di Rsij Cempaka Putih Tahun 2018
Informasi Penulis:
dr. Dinda Iryawati BS, MKM
PT. Masa Cipta Husada - RS Grha Permata Ibu
Jl. K.H.M. Usman No.168, Kukusan, Kecamatan Beji, Kota Depok, Jawa Barat 16425
Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.